Sabtu, 19 Mei 2018



Terpaku diam dengan tatapan kosong
Terasa di titik terbawah asa yang hampir putus
Dengan esensi hembusan angin malam
Entah akan mendarat sampai mana sebuah pikiran yang mengapung ini

Tiba saat dimana pikiran ini mulai bercabang
Terlontar berhamburan dalam bayang-bayang suram
Seakan akulah sakit yang tak kunjung sembuh
Atau justru akulah rasa dingin yang abadi

Kucoba pangkas habis pikiran ini
Dan kubakar rating-ranting kering untuk memberikan kehangatan
Kehangatan diharapkan mampu mengeringkan luka dengan sendirinya
Kehangatan yang dapat mencairkan bongkahan es yang kokoh
Kehangatan yang membutakan rasa takut sesaat

Karena raga dan hati akan terus beriringan
Biarlah berjalan sebagaimana hakekatnya manusia