Sabtu, 19 Mei 2018



 Busur panah atas namaku
Terlontar diantara benteng tak kasat mata
Terlontar diantara para gagak hitam lair
Terlontar diantara sabit-sabit petir

Penghuni langit menolak lintasan sang busur panah bersama aura percaya diriku
Aura yang tak langit miliki
Aura yang langit inginkan

Busur panahku mengoyak angin
mengoyak sayap-sayap hitam yang membentang lebarnya langit
Melintasi jutaan arus listrik menyabit, mengempa langit

Gempa yang merubuhkan gerbang-gerbang awan hitam pekat
Berjatuhan bening-bening air langit yang masih suci
Mengelinding melalui hembusan angin
Tepat di atas ku.

Gerimis awal membasahi bajuku
Deras hujan yang terasingkan istana langit,
Melintasi raga,
Sedikit mengenapi jiwa yang ganjil
Mengisi suara peperangan di genting rumah dan pepohonan
 Bagaikan instrumen terbaik dari segala instrumen