Tampilkan postingan dengan label BOOKS & BOOK REVIEWS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BOOKS & BOOK REVIEWS. Tampilkan semua postingan

Jumat, 19 April 2019

Hidup Sederhana

THE JOY OF LESS A Minimalism Guide to Declutter, Organize, and Simplify by Francine Jay

Mahatma Gandhi pernah berkata, ''Hiduplah dengan sederhana agar orang lain dapat hidup.'' Siapa sangka, inilah ''hadiah'' terbesar yang bisa didapatkan dari hidup minimalis.



Pada bab ini, Anda akan diajak berpikir secara lebih global. Sekarang, bayangkan di dunia ini kita hidup bersama lebih dari tujuh miliar orang lainnya. Ruang dan sumber daya kita terbatas. Bagaimana kita bisa menjamin ada cukup makanan, air, lahan dan energi untuk saat ini maupun generasi di masa depan. "tambahan" yang kita ambil, kita mengorbankan orang lain, baik saat ini maupun dari generasi di masa depan. "Tambahan" itu mungkin tidak terlalu signifikan bagi kehidupan kita, tapi bagi orang lain, mungkin hal itu menjadi penentu antara hidup dan mati.

Harus kita sadari, kita tidak hidup di dunia yang terpisah. Setiap tindakan kita memiliki konsekuensi yang bergema ke seluruh dunia. Ada seseorang di belahan dunia lain yang menderita kekeringan dan kehausan. Apakah Anda masih mau membiarkan ari mengalir saat menggosok gigi? Kekurangan minyak bumi akan menimbulkan kemiskinan dan kekacauan. Apakah anda masih tega mengendarai kendaraan yang boros bensin? Jika menyaksikan dengan mata kepala sendiri betapa mengerikan dampak kerusakan hutan, Apakah Anda masih ingin membangun rumah besar? Kalau saja kita mengerti bagaimana gaya hidup kita berdampak pada banyak hal lain, mungkin kita semua akan bersedia hidup lebih hemat.

Pilihan yang kita buat sebagai konsumen berdampak langsung terhadap lingkungan. Setiap barang yang kita beli-mulai dari makanan, TV, sampai mobil-diproduksi menggunakan sumber daya alam. Dan bukan hanya proses pembuatannya yang memakan energi, pembuangannya pun harus dipikirkan. Apakah kita ingin anak-cucu kita nanti hidup di atas timbunan sampah? Semakin sedikit yang kita punya, semakin baik pula dampaknya untuk orang lain-dan Bumi. Jadi, kita harus mengurangi konsmsi sebanyak mungkin dan mulai membeli produk serta kemasan yang terbuat dari bahan mudah terurai, bisa didaur ulang, dan diproduksi dengan sumber daya alam yang seminimal mungkin.

Hal-hal yang kita belipun berpengaruh pada oran lain. Namun, metode produksi modern cenderung mengalihkan pabrik ke lokasi dengan tenaga kerja murah dan regulasi lemah. Setiap kali membeli sesuatu, kita harus memikirkan lokasi pembuatan dan siapa pembuatnya. Orang-orang di tempat lain di dunia ini tidak seharusnya menganggung ketidakadilan, ketidakamanan, bahkan ketidaklayakan tempat kerja hanya agar kita dapat membeli celana jean-udara dan air milik mereka pun tidak seharusnya tercemar hanya agar kita bisa membeli sofa baru. Kita harus mencari barang yand diproduksi dengan cara memperbaiki-bukan menghancurkan-hiudp seseorang serta masyarakat pembuatnya.

Tentu saja, kita tidak mungkin menghitung dampak setiap barang yang kita beli. Kita harus membuka wawasan seluas mungkin, tapi secara realistis akan butuh berbulan-bulan hingga kita bisa mendapatkan informasi lengkap hanya untuk satu barang. Namun, ada satu cara untuk menyiasati hal ini dan tetap meminimalisasi jejak dampak kita sebagai konsumen, yaitu membeli produk lokal, membeli barang bekas, dan tidak membeli terlalu banyak.


"Saat mengurangi konsumsi untuk menyelamatkan dunia,
 rumah kita pun menjadi tetap bersih, menenangkan, 
dan bebas dari kesemrawutan!"


Membeli produk lokal sangat bermanfaat bagi etika, lingkungan, dan ekonimi. Pertama, hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa produk kita dibuat dalam kondisi kerja yang adil dan layak; kecil peluangnya Anda akan menemukan pabrik kecil dengan standar kerja buruk di belakang jalan-jalan utama. Kedua, membeli produk lokal berarti mengurangi jarak pengiriman-lebih hemat energi karena hanya menempuh beberapa kilometer sehingga jauh lebih ramah lingkungan. Ketiga, membeli produk lokal berarti kita mendukung bisnis yang memiliki nilai yang sama dengan kita; kita mendukung penyerapan tenaga kerja lokal, sekaligus berinvestasi di masyarakat.

Bagaimana dengan membeli barang bekas? Membeli barang bekas berarti kita memiliki barang "baru" tanpa harus menguras sumber daya alam. Untuk apa menghabiskan material dan energi untuk suatu barang yang sama sekali baru jika ada barang lama yang fungsinya sama? Tukar pusat belanja dengan pasar barang bekas terutama untuk perabot, perlengkapan rumah, barang elektronik, pakaian,buku,mainan,dan lain-lain. Toko barang antik, iklan barang bekas, atau situs jual beli online seperti eBay, Craigslist, dan Freecycle adalah harta karun tersendiri tempat kita bisa menemukan barang-barang bekas layak pakai. Berbanggahatilah menjadi pemiik kedua (atau ketiga, atau keempat) dari suatu barang-tidak hanya berhemat, cara ini juga ramah lingkungan.

Terakhir, membeli sedikit barang adalah prinsip utama hidup minimalis. Membatasi barang yang kita beli dan berfokus hanya pada hal-hal esensial adalah cara terbaik untuk meminimalisasi dampak konsumsi kita. Dengan begitu, kita pun bisa memastikan bahwa-sebagai individu-kita sudah berkontribusi menahan laju penurunan sumber daya, tidak menambah beban kehidupan manusia lain, dan mengurangi limbah. Jika tidak membutuhkan sepatu atau baju hangat baru, jangan membelinya hanya demi penampilan. Pikirkan sumber daya yang dibutuhkan untuk pembuatan pabrik asal, biaya pengiriman ke negara lain, dan dampak pembuangannya nanti. Mari kita buat keputusan membeli berdasarkan kebutuhan dan siklus hidup produk yang kita punya-bukan hanya karena kita menyukai warna tertentu atau karena tergoda iklan.
Sebagai tambahan, filosofi hidup seperti ini akan membantu kita mencapai tujuan sebagai seorang minimalis: saat mengurangi konsumsi untuk menyelamatkan dunia, rumah kita pun menjadi tetap bersih, menenangkan, dan bebas dari kesemrawutan!

Mengapa harus berpendidikan?


Grayscale Photo of Group of People Raises Hands



Hal-hal yang harus dicapai sebelum usia 30 tahun/Anabella J. Setyaka

Meski fakta menunjukan bahwa tidak semua orang yang berpendidikan sukses dalam perjalanan hidupnya, tetapi jika dilakukan perbandingan, jumlah orang berpendidikan yang bisa mengecap kesuksesan tetap jauh lebih banyak daripada orang yang tidak pernah mengecap pendidikan, baik pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan adalah alat untuk mengembangkan diri, mental, pola pikir, serta kualitas diri seseorang. Semakin bagus pengembangan diri, mental, pola pikir, dan kualitas diri seseorang, maka akan semakin sukses individu tersebut. Pendidikan adalah bekal untuk mengejar semua impian dan tujuan hidup kita.

Fakta tersebut sering menjadi alasan orang untuk berkata, "Jika orang yang sudah dibekali ilmu saja masih ada atau bahkan banyak yang mengalami kegagalan, lalu bagaimana dengan mereka yang tidak dibekali ilmu sama sekali?" Tentu saja, orang-orang yang tidak dibekali ilmu sama sekali akan lebih kesulitan dalam mengembangkan segala hal yang mereka inginkan agar mendapatkan tingkat kehidupan yang lebih baik. Namun demikian, mengapa banyak pula orang sukses yang lahir tanpa gelar atau tingkat pedidikan yang tinggi? Dalam konteks ini, masalahnya bukan pada tingkat pendidikan, melainkan pada proses belajar dalam menggali ilmu pengetahuan, karena perangkat pendidikan itu adalah belajar. Belajar, baik secara formal maupun nonformal, sama-sama bisa menghantarkan pelakuny menuju kesuksesan, hanya saja proses belajar nonformal sering kali kurang terstruktur dan terarah, sehingga susah untuk dijadikan sebagai acuan pembelajaran.

Kesuksesan berawal dari kualitas diri yang baik, wawasan yang memadai. Tidak mungkin seseorang bisa berada pada suatu level yang lebih tinggi tanpa adanya kualifikasi yang ia miliki. Lewat pendidikan, semuanya dapat terwujud. Melalui pendidikan, sederet hal yang tidak kita ketahui akhirnya menjadikan kita membuka mata, mencerna, dan berusaha memahaminya dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, pendidikan tidak hanya memberi kita bekal untuk mewujudkan semua impian kita. Tetapi, pendidikan juga menjadikan diri kita pribadi yang lebih baik, santun, mengerti etika, tahu mana yang bijak dan yang tidak, serta semakin dewasa dan manusiawi.

Kesuksesan hanyalah milik orang-orang yang memang pantas untuk mendapatkannya, dan pendidikan akan menjadikan kita pantas untuk mendapatkannya. Orang-orang sukses, seperti B.J. Habibie dan sederet tokoh sukses lainnya, merupakan orang-orang yang berpendidikan tinggi. Sewaktu muda, mereka mementingkan pendidikan lebih dari yang lain. Demi pendidikan, mereka rela berjualan koran, menjadi kuli atau buruh, serta menempuh jarak yang jauh.

Selasa, 09 April 2019

Kematian dalam Pandangan Masyarakat Umum


Selective Focus Photography of Turned-on Black Metal Framed Light Sconce



Sangkan Paraning Dumadi / Bendung Layungkuning, 45-48

Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah Anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang Anda lewati justru semakin mendekatkan Anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain? Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.

Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan napas bagi kehidupaj atau untuk mengambilnya. Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati.

Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukakan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang dengan kematian. Kehidupan diartikan sebagai proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari, hal-hal yang merupakan persoalan-persoalan penting sering kita pikirkan. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini.

Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya.

Ketika kematian dialami oleh seorang mansia, semua 'kenyataan' dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan ''hari-hari indah'' di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang Anda dapat lakukan saat ini : Anda dapat mengedipkan mata menggerakkan badan, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh Anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh Anda setelah Anda mati nanti.

Dimula saat Anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, Anda tidak ada apa-apanya lagi selain ''seonggok daging''. Tubuh Anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah Anda akan dibawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah Anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi Anda. Ini orang yang namanya terukir pada batu nisan dikuburan.

Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya, Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi disekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan dari luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk.

Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.

Tidak ada kesempatak untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat, semuanya tidak akan mungkin terjadi. Singkatnya, onggokkan daging dan tulang yang tadinya dapat dikenali itu akan mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, jiwa kita akan meningglakan tubuh ini segera setelah nafas Anda berakhir. Sedangkan sisa dari tubuh akan menjadi bagian dari tanah.



Selasa, 08 Januari 2019

little insight of Books

Green Leafed Plant Beside Books and Mug

   " GREAT AT WORK - MORTEN T. HANSEN "   

Do Less, Kita harus memiliki fokus pada satu atau dua pekerjaan yang kunci dan kemudian Obsess pada pekerjaan itu saja. Maka hasilnya jauh lebih baik dibanding melakukan banyak hal dalam satu waktu (Multitasking). Multitasking hanya akan membuat konsentrasi terpecah-pecah. Jadi prinsipnya Do Less and Obsess, Jangan Do More and Multitask.

   " DEEP WORK - CAL NEWPOT "   
Rules for focused sucess in a distracted world. Jika anda ingin berhasil itu sebaiknya anda fokus pada satu bidang yang betul-betul anda tekuni dan anda lakukan dengan penuh kesungguhan. Jika anda tidak focus dalam mendalami bidang anda, misalkan sering men-cek smartphone setiap saat untuk sebuah notifikasi yang sekiranya tidak penting dan larut pada media sosial saat bekerja. Itu semua tidak akan membuat anda bisa membuat karya yang cetar membahana. Renungkan satu skill apa yang anda tekuni yang menurut anda skill itu betul-betul nanti kelak akan punya impact yang luar biasa terhadap peningkatan income anda. Baca, praktek, baca, praktek harus dilakukan demi pengetahuan yang didapat.

   " THE PRODUCTIVITY PROJECT - CHRIS BAILEY "   
Ada 3 hal yang perlu di manajemen dalam meningkatkan produktifitas kerja. Pertama, Your time. Ada istilah dalam buku ini yaitu Biological Primetime (waktu dengan mood terbaik). Disini kita harus mengetahui kapan biological primetime yang ada pada diri kita. Kemudian jika sudah mengetahui waktu biological primetime yang ada pada diri kita, segera susun rencana untuk mengalokasikan tugas-tugas penting pada waktu tersebut. Kedua, Your attention. Segera singkirkan hal-hal yang membuat anda mudah terdistraksi saat melakukan kegiatan penting. Misalnya mematikan smartphone untuk waktu-waktu yang dianggap sangat penting dalam suatu pekerjaan, minimal smartphone itu kita matikan Data selulernya. Sedikit tips, mengelola attention bisa dengan cara men-list 3 hal penting yang akan dilakukan pada hari itu. Dan gunakan pareto (20% tugas menentukan 80% output). Ketiga, Your energy. Kualitas tidur yang baik salah satu aspek yang berpengaruh dalam meningkatkan produktifitas. Jangan lupa berolahraga dan rajin meditasi.

   " PEAK- ANDERS ERICSSON & ROBERT POOL "   
ANDERS ERICSOON salah satu pakar dalam bidang Human Performance dan orang yang menemukan konsep 10,000 Jam. Intinya, jika ingin menjadi master itu anda harus praktek, mencari pengalaman secara sistematis selama 10.000 jam. Waktu 10.000 jam anda fokus pada improvement-improvement bidang yang anda tekuni, sebelum anda berada pada titik puncak keunggulan master. Satu konsep uji pada buku ini, selain latihan panjang, yaitu Deliberate practice. Deliberate practice adalah metode latihan/belajar terus menerus dengan cara yang benar. Jadi, aktivitas latihan direncanakan secara khusus untuk meningkatkan performance dan mencapai tujuan spesifik tertentu. Istilahnya, latihannya itu punya tujuan utama bahwa skill anda akan terus naik secara bertahap. Anda praktek terus secara konstan dan secara bersamaan anda punya tujuan skills anda terus bertambah. Untuk mencapai PEAK anda harus punya tujuan yang spesifik untuk sub-skill anda menjadi semakin meningkat. Terapkan pada pekerjaan anda, dan anda buat route mapnya bagaimana anda meningkatkan skill dan subskill anda. Sehingga kinerja anda bisa meningkat.

   " THE POWER OF HABIT - CHARLESS DUHIGG "   
Charles Duhigg (lahir 1974) adalah jurnalis dan penulis non-fiksi Amerika pemenang hadiah Pulitzer. Dia adalah seorang reporter untuk The New York Times dan merupakan penulis dua buku tentang kebiasaan dan produktivitas, berjudul The Power of Habit : Mengapa Kita Melakukan Apa yang Kita Lakukan dalam Kehidupan dan Bisnis dan Lebih Cerdas Lebih Cepat Lebih Baik. Disini saya akan memberikan 3 insight yang mungkin sangat penting bagi saya.
1. Keystone habit, ketika anda memiliki habit itu anda sebaiknya tidak memiliki habit yang banyak sekaligus. Sekaiknya kita membangun dari satu habit saja, yang menurut anda mudah. karena habit itu bisa menular ke habit-habit lainnya. Jadi bisa dikatakan keystone habit ini sebagai pondasi untuk membangun suatu habit.
2. Tiny habits, studi menunjukan bahwa orang yang berhasil membangun habit dari habit yang kecil. Jadi, jika anda ingin memiliki kebiasaan olahraga 30 menit per hari. Maka, kita harus membangunnya dari 5 menit per hari dan kemudian ditingkatkan 7 menit dan seterusnya hingga anda terbiasa. Karena kita memiliki willpower yang terbatas maka tiny habit sangat cocok diterapkan untuk membangun sebuah kebiasaan.
3. IF THEN (Trigger), semacam ritual khusus yang kita buat. Misalnya setelah bangun pagi langsung mandi, mandi langsung gosok gigi.


*added later.
*added later.
*added later.
*added later.