THE JOY OF LESS A Minimalism Guide to Declutter, Organize, and Simplify by Francine Jay
Mahatma Gandhi pernah berkata, ''Hiduplah dengan sederhana agar orang lain dapat hidup.'' Siapa sangka, inilah ''hadiah'' terbesar yang bisa didapatkan dari hidup minimalis.
Pada bab ini, Anda akan diajak berpikir secara lebih global. Sekarang, bayangkan di dunia ini kita hidup bersama lebih dari tujuh miliar orang lainnya. Ruang dan sumber daya kita terbatas. Bagaimana kita bisa menjamin ada cukup makanan, air, lahan dan energi untuk saat ini maupun generasi di masa depan. "tambahan" yang kita ambil, kita mengorbankan orang lain, baik saat ini maupun dari generasi di masa depan. "Tambahan" itu mungkin tidak terlalu signifikan bagi kehidupan kita, tapi bagi orang lain, mungkin hal itu menjadi penentu antara hidup dan mati.
Harus kita sadari, kita tidak hidup di dunia yang terpisah. Setiap tindakan kita memiliki konsekuensi yang bergema ke seluruh dunia. Ada seseorang di belahan dunia lain yang menderita kekeringan dan kehausan. Apakah Anda masih mau membiarkan ari mengalir saat menggosok gigi? Kekurangan minyak bumi akan menimbulkan kemiskinan dan kekacauan. Apakah anda masih tega mengendarai kendaraan yang boros bensin? Jika menyaksikan dengan mata kepala sendiri betapa mengerikan dampak kerusakan hutan, Apakah Anda masih ingin membangun rumah besar? Kalau saja kita mengerti bagaimana gaya hidup kita berdampak pada banyak hal lain, mungkin kita semua akan bersedia hidup lebih hemat.
Pilihan yang kita buat sebagai konsumen berdampak langsung terhadap lingkungan. Setiap barang yang kita beli-mulai dari makanan, TV, sampai mobil-diproduksi menggunakan sumber daya alam. Dan bukan hanya proses pembuatannya yang memakan energi, pembuangannya pun harus dipikirkan. Apakah kita ingin anak-cucu kita nanti hidup di atas timbunan sampah? Semakin sedikit yang kita punya, semakin baik pula dampaknya untuk orang lain-dan Bumi. Jadi, kita harus mengurangi konsmsi sebanyak mungkin dan mulai membeli produk serta kemasan yang terbuat dari bahan mudah terurai, bisa didaur ulang, dan diproduksi dengan sumber daya alam yang seminimal mungkin.
Hal-hal yang kita belipun berpengaruh pada oran lain. Namun, metode produksi modern cenderung mengalihkan pabrik ke lokasi dengan tenaga kerja murah dan regulasi lemah. Setiap kali membeli sesuatu, kita harus memikirkan lokasi pembuatan dan siapa pembuatnya. Orang-orang di tempat lain di dunia ini tidak seharusnya menganggung ketidakadilan, ketidakamanan, bahkan ketidaklayakan tempat kerja hanya agar kita dapat membeli celana jean-udara dan air milik mereka pun tidak seharusnya tercemar hanya agar kita bisa membeli sofa baru. Kita harus mencari barang yand diproduksi dengan cara memperbaiki-bukan menghancurkan-hiudp seseorang serta masyarakat pembuatnya.
Tentu saja, kita tidak mungkin menghitung dampak setiap barang yang kita beli. Kita harus membuka wawasan seluas mungkin, tapi secara realistis akan butuh berbulan-bulan hingga kita bisa mendapatkan informasi lengkap hanya untuk satu barang. Namun, ada satu cara untuk menyiasati hal ini dan tetap meminimalisasi jejak dampak kita sebagai konsumen, yaitu membeli produk lokal, membeli barang bekas, dan tidak membeli terlalu banyak.
"Saat mengurangi konsumsi untuk menyelamatkan dunia,
rumah kita pun menjadi tetap bersih, menenangkan,
dan bebas dari kesemrawutan!"
Membeli produk lokal sangat bermanfaat bagi etika, lingkungan, dan ekonimi. Pertama, hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa produk kita dibuat dalam kondisi kerja yang adil dan layak; kecil peluangnya Anda akan menemukan pabrik kecil dengan standar kerja buruk di belakang jalan-jalan utama. Kedua, membeli produk lokal berarti mengurangi jarak pengiriman-lebih hemat energi karena hanya menempuh beberapa kilometer sehingga jauh lebih ramah lingkungan. Ketiga, membeli produk lokal berarti kita mendukung bisnis yang memiliki nilai yang sama dengan kita; kita mendukung penyerapan tenaga kerja lokal, sekaligus berinvestasi di masyarakat.
Bagaimana dengan membeli barang bekas? Membeli barang bekas berarti kita memiliki barang "baru" tanpa harus menguras sumber daya alam. Untuk apa menghabiskan material dan energi untuk suatu barang yang sama sekali baru jika ada barang lama yang fungsinya sama? Tukar pusat belanja dengan pasar barang bekas terutama untuk perabot, perlengkapan rumah, barang elektronik, pakaian,buku,mainan,dan lain-lain. Toko barang antik, iklan barang bekas, atau situs jual beli online seperti eBay, Craigslist, dan Freecycle adalah harta karun tersendiri tempat kita bisa menemukan barang-barang bekas layak pakai. Berbanggahatilah menjadi pemiik kedua (atau ketiga, atau keempat) dari suatu barang-tidak hanya berhemat, cara ini juga ramah lingkungan.
Terakhir, membeli sedikit barang adalah prinsip utama hidup minimalis. Membatasi barang yang kita beli dan berfokus hanya pada hal-hal esensial adalah cara terbaik untuk meminimalisasi dampak konsumsi kita. Dengan begitu, kita pun bisa memastikan bahwa-sebagai individu-kita sudah berkontribusi menahan laju penurunan sumber daya, tidak menambah beban kehidupan manusia lain, dan mengurangi limbah. Jika tidak membutuhkan sepatu atau baju hangat baru, jangan membelinya hanya demi penampilan. Pikirkan sumber daya yang dibutuhkan untuk pembuatan pabrik asal, biaya pengiriman ke negara lain, dan dampak pembuangannya nanti. Mari kita buat keputusan membeli berdasarkan kebutuhan dan siklus hidup produk yang kita punya-bukan hanya karena kita menyukai warna tertentu atau karena tergoda iklan.
Sebagai tambahan, filosofi hidup seperti ini akan membantu kita mencapai tujuan sebagai seorang minimalis: saat mengurangi konsumsi untuk menyelamatkan dunia, rumah kita pun menjadi tetap bersih, menenangkan, dan bebas dari kesemrawutan!